Akhir akhir ini ada semacam keinginan yang mendorongku pengen banget buat menikah. Hipotesis sementara menyebutkan mungkin ini hanya efek sementara dari kata yang biasa kita sebut dengan kesepian dan kebosanan. Sepi ketika pada awalnya kita dikelilingi orang yang menyayangi kita. Lalu semuanya berbeda ketika kita memutuskan untuk hidup sendiri, apalagi hidup di di suatu tempat yang orang sebut dengan ibu kota. Dan bosan ketika tiap hari kita hanya mendapati kehidupan kita berjalan normal dan berulang ulang. Bangun tidur, makan, kerja, pulang dan tidur. Begitu dan begitu tiap hari. Pengen banget rasanya jadi ibu rumah tangga aja, yang tiap hari kerjanya cuma jalan jalan, arisan dan ngabisin duit suami. :D
Ketika aku dulu masih kuliah, aku sangat mengecam berat yang namanya pernikahan dini. Tapi sekarang di umurku yang masih seumur jagung (ngaku ngaku muda) aku malah pengen banget buat menikah. Setidaknya ketika kita sudah memiliki seseorang, ketika kita lelah sepulang kerja, ada yang mijetin, ada yang masakin, ada yang ngasih tambahan duit buat belanja, ada yang bisa kita ajak buat curhat tiap malem. Hmmm menyenangkaaaaaaaannnnnnn!!!!!!!
Tapi akan berbeda kalo kita lihat dari sisi yang lain. Hidup itu tidak selamanya datar. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika semuanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan? Apa yang akan terjadi ketika semua harapan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan? Ketika kita memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan kecantikan yang tak seberapa, lalu kita harus berbuat apa ketika suami kita merasa kadang2x bosan? Apa kita hanya bisa diam dan memohon untuk tetap tinggal dengan kita? Hhh pusing pusing pusing….
Ketika aku memutuskan untuk
bergabung dengan salah satu retail company di Jakarta, dari situ juga aku sudah
mulai mengumpulkan keberanian- keberanian yang belakangan ini tidak aku miliki
lagi. Keberanian untuk mulai hidup mandiri, keberanian untuk bertemu dengan
orang- orang baru dengan berbagai karakter (padahal kemampuanku bersosialisasi
semakin dewasa semakin kian menipis saja ), keberanian untuk bekerja dan
merasakan betapa susahnya nyari duit ( intinya sih bukan susah, tapi capek,
hehhe ). Hm sebenarnya banyak sekali sisi positifnya. Dari 100 sisi positif,
tetap aja ada satu sisi negatifnya.
CAPEK, ce a pe e ka,…
Ada yang belum tahu apa itu Retail
Management Trainee?? Kalau mendengar kata Program Management Trainee, maka
secara cepat kita akan berpikir tentang sebuah program karir jalan tol.
Bukan jalan tol yang dapat diasuransikan, tapi maksudnya adalah, orang-orang
yang ikut dalam program ini adalah orang - orang pilihan yang sengaja
dipersiapkan untuk cepat mencapai posisi pimpinan di perusahaan yang
bersangkutan. Apakah memang demikian? eits, sebentar. Sebenaranya yang perlu
digaris bawahi itu adalah RETAILnya. Nah, itu yang aku rasa berat :D
Sejak dulu aku lulus bulan desember
tahun 2010 lalu setiap ada JobFair, Career day, yang aku incar selalu hal yang
berbau management trainee. Karena aku berfikir itulah jalan satu2xnya buat
meraih posisi kemanagerialan tersingkat dan tercepat ketimbang kita jadi
karyawan biasa. Setidaknya itulah yang ada dalam benakku awalnya. Dan well,
sebenarnya tidak salah, karena ketika aku terjun langsung ke dunia
per-management trainee-an, alasanku berbukti. Tapi ada sedikit kendala disini,
seperti yang sudah ibu guru jelaskan sebelumnya di Bab 3, bahwa yang sebenarnya
perlu digaris bawahi itu adalah RETAILnya. Jangan berbicara masalah gaji,
karena dari berbagai perbandingan aku bisa menarik kesimpulan bahwa salary di retail cukup-laaahhh :D. tapi, tentu saja memang seimbang
dengan pekerjaannya. Ada yang bisa bayangin gak sih job desk-ku setiap hari
apa? Ketika masa orientasi sebulan, Pagi pagi jam 6 aku berangkat, dan mulai
bekerja jam 7 kurang seperempat. Oke, kita kupas satu persatu setajam piso
cutter :P.
Pertama, kalo kita ingin menjadi
pemimpin dimasa depan, maka kita harus mengetahui pekerjaan bawahan2x kita.
Oke, masuk akal. Dan pekerjaannya apa? Setiap hari aku nge-wrapping anggur,
kurma, pear, brokoli, nimbang, majang layout toko, dorong2x troli, beresin
gondola, dan di bagian dry setiap hari aku merapikan kaleng sarden. Huft,
kenapa harus kaleng sarden??? Yang ketika aku menyenggolanya sedikit saja
kaleng besar berisi sarden 250ml itu menimpa kakiku dan bengkak berhari hari.
Selalu dan selalu seperti itu. Kalo kata head officer, maklum namanya juga
amatir :p. lanjut kebagian back office, nah, disini department yang paling aku
suka, kerjanya banyak tapi gak berbau fisik. Berat juga, mulai dari melisting
purchase order, membuat daily sales report, banyak dah. Ada juga bagian RTE
meat n sea food di butcher. Dimana pekerjaanku disana tiap hari membuat racikan
perkedel, memilet ayam, bersihin sisik dan insang ikan, buset, lulus management
trainee aku bisa dianugrahi sertifikat master cheff ni kayaknya. Diajarin
cara ngupas wortel yang sesuai standar SOP, memotong ayam menjadi
beberapa bagian dan sesuai standar SOP, mengepel lantai pun ada standar SOP-nya
loooo… jangan jangan tar lama2x ngedipin mata pun kudu sesuai standar ES O PE.
:D
Ada lagi satu department yang paling
horror. Tau gak apa?? Ah bukan, iya kamu, bukan juga, ah kamu bener, cashier!!!!
Paling sentiment kalo udah di paging buat ngasirin. “Panggilan kepada Ibu Rini
ditunggu segera di kassa 2” Deg!!!!! Haduh aku cukup punya alasan kenapa aku
sangat membenci department yang satu ini. Gak kebayang berhadapaan dengan ibu
ibu tajir yang kerjanya Cuma ngabisisn duit suami tiap hari. Pas kita
gelagapan gara2x mesin EDC-nya error, card read error sama mesin EDC, belom
lagi duit recehan abis kalo pas pake tunai, kesalahan nyampur barang food sama
non food di shoping bag, drawer yang kekunci otomatis gara2x suatu hal, dan
lain lain. One day, pernah aku dimaki ibu2x gara2x salah nginput quantity
barang. Harusnya 2 diinput 20. Mampus!!! Mana galak banget. Aku dimaki sampe
seisi toko liat. Pada waktu itu, pengen nangis aja rasanya. Emak gue aja kagak
pernah marah2xin kayak begini, siapa elo????? Pengen tuh aku maki2x balik ibu2x
galak itu. Gak pernah apa dia mikir coba kalo anaknya dimaki maki orang kayak
begitu. Gak terima juga kan dia? Eitsss tapi balik lagi ke prinsip “kalo gak
salah, gak belajar” Hmmm Cuma bisa astagfirulloh aja deh. Semoga Tuhan bisa
menguatkan. Walaupun gak sekali dua kali kejadian kayak begitu terjadi. Namanya
juga amatir, jgn disamain sama karyawan yang udah puluhan tahun kerja disitu
dong, heheheh #alibi
Tapi semua kedongkolan luluh lantah
pas gajian, heheh cihuyyyyy
Superindo apa kabar??? LUAR BIASA,
heheheh
Itu semua baru tahapan trainee dan
orientasi. Lalu ketika aku mulai masuk modul, dan makin banyak hal yang
seharusnya aku pikirkan, apa aku bisa?? Apa yang harus aku lakukan kalau ada
barang yang NBR-nya banyak, barang loss sales, keterlambatan pengiriman barang
dari supplier, me-manage karyawan dengan karakterisik macam2x, ahh apa aku
bisa? Jadi seorang pemimpin itu tidak mudah. Apalagi buat cewek sepertiku
yang bisanya Cuma mengdluh dan mengeluh. Sepertinya HRD-nya salah pilih orang.
Kok bisa hasil psikotesku masuk list management trainee program? Hahah dan
tentu saja tidak ada yang patut aku ingat kecuali Allah SWT. Tentu saja itu
semua terjadi atas kehendak-Nya. Masih banyak orang diluaran sana yang lebih
cerdas dari aku, lebih berjiwa pemimpin dari aku, lebih punya talenta di
bidangnya daripada aku, dan tentu saja lebih tinggi, hihihihihi Tapi ternyata
hal itu tidak penting, karena sebenarnya inilah jalan yang Allah tunjukkan
buatku J itulah kenapa aku selalu mencintaimu ya Allah, karena aku mencintai-Mu
melalui banyak jalan dan banyak alasan J
Dan ketika pada akhirnya, di minggu
kedua pekerjaan perdanaku, aku tergolek sakit. Kalo kata dokter gigi sih ini
namanya kecapean. Pahaku sampe biru biru. Nah itu kan bukti otentik kalo emang
pekerjaannya berat dan menguras fisik L. Tetapi memang dasarnya aku karyawan
teladan, hehhehe sakit sakit gini juga tetep aja jam 6 pagi aku berangkat
dan pulang ketika waktu menunjukkan jam 10 malam. Demi apa coba kalo bukan demi
duit?
Terus aku berfikir, untuk apa semasa
aku kuliah 4 tahun lebih beberapa bulan yang lalu aku belajar cara membuat
silabus, RPP, metode pembelajaran, kewirausahaan, management akuntansi, bahkan
lebih parah lagi, buat apa aku dulu menghabiskaan hampir satu semester
perkuliahanku aku habiskan buat mengikuti KKN PPL mengajar murid murid SMK
dengan mata pelajaran K3 (Keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja). Oke ada
yang tau semua itu sekarang buat apa? Huks, sekarang aku malah merindukan saat
saat dimana aku mumet tujuh keliling bagaimana cara mengembangkan silabus
menjadi RPP dan mumetnya memikirkan metode pembelajaran apa yang cocok aku
gunakan buat mengajar anak2x di sekolah.
Tapi,.. thank’s a lot to PT Lion
Super Indo yang sudah membuka jalan karirku. Ya Allah, aku terkesan begitu
tidak bersyukur, tapi bukan itu sebenarnya maksudku. Yah namanya juga manusia,
tempatnya mengeluh dan mengeluh tiap harinya. Nah begitupun aku yang rasanya
kurang lengkap kalau sehari saja tanpa mengeluh, hehehehh
Oke, terakhir, mari kita berdoa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing masing semoga aku diberi ketabahan,
kekuatan, dan semangat buat melewati hari hari yang lebih menantang lagi besok…