Suara gerimis itu syahdu… sama seperti ketika suatu malam
kamu bilang “aku ini orang bodoh macam apa bisa sebegini sukanya sama kamu?”
dan aku jawab : “kamu itu orang bodoh yang Tuhan kirimkan buat menjelaskan
ketidaktahuanku akan suatu hal indah di dunia” Yup, kenal kamu-pun itu
keindahan loh… Dan aku lebih bodoh lagi, karena sampai saat ini aku masih
mengingat persis tiap kata- katamu. Bahkan ini sudah mulai memasuki tahun
keempat setelah kita memutuskan buat menjalani hidup dan menemukan kebahagiaan
sendiri sendiri. Entah kebahagiaan macam apa lagi yang kita maksud waktu itu.
Aku dan kamu berjalan menjauh, ingin mencari yang terbaik maksudnya. Kita
begitu sederhana mengartikan kata suka. Kalo udah suka yaudah. Tidak pernah ada
ambisi untuk memiliki. Bahkan ketika kita sadar kita sudah saling membutuhkan.
Perlahan pergi dan kemudian menghilang…
Ternyata mamaku benar, kamu hanya sebuah fase…
Dan tiba saatnya kita menghadapi reality… Berjalan sendiri
dan menemukan sesuatu lagi.
Hidup ini indah seandainya…. Seandainya… dan seandainya
hidup ini terskenario berdasarkan kata “seandainya”. Lulus kuliah – merried – dapet keluarga
mertua yang amazing – jadi vampire kaya. Tuuhh kan seandainya lagi…
Kata Mama, cowok sempurna itu gak ada. Kalopun ada, cewek
yang beruntung itu bukan kamu. Apa km merasa sempurna? Itu alasannya. Please
mah, cowok sempurna versiku Cuma harus memenuhi beberpa criteria aja. Cukup dia
:
-
Wangi ( poin penting banget ni)
-
Gak norak
( kalo dia ngomong gak membuat kita pengen nutup telinga. Bokap gue
dong, gila kemaren baru aja liburan dari hongkong gue dibawain chopard seharga
gaji lu setaun rin!! Heloo)
-
Mapan (
Tolong yah, jangan lagi lagi menyalahkan kodrat yang menggariskanku jadi cewek
sunda. Mapan itu bukan kaya. Mapan dan kaya sangat berbeda.)
-
Matang ( Siapa yang pengen pacaran sama anak-
anak? Yang ketika seharusnya kita mengharapkan dikasih surprise2x kecil dalam
beberapa moment, tiba2x kita sendiri yang sering mendapat surprise melihat
tingkah bocahnya)
-
Menarik ( Satu zat bernama feeling itu sangat
langka. Bahkan rasanya, dari empat tahun yang lalu, aku udah mulai lupa
perasaan suka itu seperti apa. Bukan, bukan karena gak ada orang menarik
disana, tapi Cuma masalah feelingnya aja yang sembunyi entah dimana. Dan satu
hal, sebanyak apapun kelebihan seseorang, kalo Tuhan tidak menggariskan adanya
tali penghubung berupa feeling, rasanya nothing, percuma… )
-
And last : Dia gak suka makan cilok, buat
beberapa temenku si katanya aneh, tapi coba deh simulasi. Rasanya ketampanan
cowok itu bakalan berkurang 45% ketika dia makan cilok, hahaha
Suatu hari aku ingin menjelaskan pada dunia, kenapa kita
harus terburu buru menemukan seseorang untuk kita? Kalo dalam prosesnya dia
menemani kita, kebahagiaan kita malah terampas. Entah oleh siapa. Entah oleh apa.
Keadaan, mungkin.
0 Comment:
Posting Komentar