
Akhir akhir ini sering aku dapati, (loh kok jadi aku, tadi kan bilang “saya” hmm ya sudah “aku” ajalah) pertanyaan seputar hal itu. Aku selalu menjawab kepada mereka bahwa pada dasarnya secara harfiah tanpa mengesampingkan subjek dan objeknya, cewek itu matre. Matre disini memiliki konotasi yang lumayan positif untukku. Selalu terngiang petuah dari seorang bijak kehidupan, bahwa cewek matre itu cewek yang cerdas. Mereka punya orientasi masa depan yang tidak diragukan lagi. Ada yang pernah tau dan mendengar bahwa kebutuhan hidup itu bisa dibeli dengan hal lain kecuali materi? Nggak kan? Nahh berarti jelaslah sudah bahwa hidup dan materi itu tidak bisa dipisahkan semudah kita memisahkan upil dari idung, semudah kita memisahkan belek dari mata, semudah memisahkan ingus dari idung ( lagi lagi idung yang jadi korban :D ).
Bila kita bisa menempatkan kadar matre itu sendiri, sebenarnya akan sangat berpengaruh positif juga untuk kelangsungan hidup cewek di semua penjuru dunia (keturunan siti hawa-red). Bagaimana tidak, jika semua cewek befikir realistis seperti yang sering saya fikirkan, pasti gak bakalan ada kemiskinan2x yang melanda negeri ini, Buset dah udah kayak pak beye aja. Kenapa bisa dikatakan demikian,
satu,..
dua
tiga,
empat,
lima,
time buat berfikir is over guys,.. oke biarkan saya mencoba menjawabnya sendiri. Mari kita sedikit berimajinasi dengan sebuah ilustrasi. Sebuah organisasi percintaan yang biasa kita sebut dengan kata pacaran, yang personilnya tidak lain dan tidak bukan adalah cewek dan cowok. Dimana disitu imajiku selalu bernyanyi dan bersiul bahwa taraf hidup orang berpacaran yang layak itu 60% tanggung jawab cowok. Banter2xnya 75%lah :P…. dengan adanya pembagian tanggung jawab seperti itu, maka hal positif yang bisa diambil dari hal demikian adalah adanya semangat kerja bagi para cowok untuk menafkahi hajat hidup para ceweknya. Hmm saya sendiri selalu merasa bahwa apa cuma saya yang berfikir realistis dan terlalu praktis seperti ini? Tidakkah para cowok bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk berfikir hal positif dari suatu hal yang tadinya mereka anggap negative?
Finally, saya cuma ingin menegaskan (khusus buat cewek sunda yang biasanya jadi korban, dan para wanita pada umunya) bahwa tidak usah merasa minder, berkecil hati apalagi sampe bunuh diri kalo dalam hidupmu sempat mengalami penghujatan tentang kematrean. Karena apa? Karena cewek matre itu bukan kutukan tapi budaya yang justru harus kita lestarikan.. tentu saja dengan catatan sesuai dosis, dana, dan kemampuan pasanganmu ladiessssss jangan sampe jadi parasit buat anak orang.:D
Akhirulkalam wassalamualaikum warrohmatullah hiwabarrokatuh
2 Comment:
cewek matre kok dibilang "punya orientasi masa depan"? cewek matre yang gw kenal nggak pernah tuh yang namanya nabung. yang ada cuman ngabisin uang untuk dandan/baju/jalan-jalan/nge-hedon/beli-beli cuman buat pamer doang. nggak ada tuh pikiran untuk jangka panjang, yang dipikirin cuman seneng-seneng saat sekarang aja, boro-boro diajak susah. jangankan cowok, temen cewek aja diporotin.
Santai dong masnyaaa :P
Posting Komentar