Cinta hampir selalu dicampuri oleh rasa ingin memiliki, bahkan menguasai. Padahal, sebuah hubungan yang sehat, apapun bentuk dan tingkat kedalamannya, seperti sudah sering digambarkan orang, adalah ibarat menggenggam pasir. Jika pasir itu digenggam dengan tangan terbuka, held losely, setiap butirannya akan bertahan di telapak tangan. Begitu kita menggenggamnya kuat-kuat, justru karena tak ingin kehilangan sebutir pun, don’t wanna miss a thing gitu deh, butir demi butir akan “melarikan diri” dari sela jemarimu. Sementara butiran yang terjebak tak bisa meloloskan diri, mulai menebar perih di telapak tanganmu, dan pada akhirnya, tak ada pilihan lain kecuali melepasnya juga. hmm selalu selau dan selalu seperti itu,.. :(

Ada cara jitu mengubah sedikit takdir dan sifat yang sepertinya susah banget buat kita lawan, Sepertinya tak ada harapan untuk mengangung-agungkan cinta? Tidak juga. Mengapa tidak menjadikan orang yang kamu cintai sebagai sahabat terbaikmu: yang kamu sayangi dengan pengertian dan pemahaman, yang kamu memilih menutup mata, menerima kekurangannya, bukan buta untuk terus memujanya tanpa pernah mau tahu siapa sebenarnya dia, yang kamu genggam tangannya dengan genggaman ringan, buah dari kepercayaan dan keinginan untuk memberinya ruang menghirup bahagia, bukannya membuatnya jadi binatang piaraan yang disayang, yang sebenarnya hanya membuatnya merasa terkekang, siang malam, pagi dan petang...
Dan inginnya aku mencuri kebahagiaan orang lain dan kuberikan padamu,.. karena ternyata bukan aku yang bisa memberimu bahagia :( karena ternyata aku bukan dia :(
Dan pelajaran yang dapat kita ambil hari ini adalah bahwa "Iki ketoke dulu aku salah strategi deh".. #ngenes
0 Comment:
Posting Komentar